Senin, 13 November 2017

Representasi Dirimu Ya Pikiranmu

Kalian tentu pernah mendengar kisah tentang Morris Goodman kan? Jika kalian belum pernah mendengarnya. Kalian bisa baca terlebih dahulu kisanya di Morris Goodman : The Miracle Man ada banyak hal inspiratif yang bisa kalian petik.


Representasi Dirimu Ya Pikiranmu

Tak hanya itu, sesuai dengan judul representasi dirimu ya pikiranmu seolah menjadi kata kunci yang relevan menggambarkan situasi keadaan kalian saat ini sesuai dengan pencapaian pola pikir kalian. Pernah terbayang tidak jika saat kalian kuliah, kalian merasakan bahwa kalian sudah mampu mencapai level tertentu di bidang tertentu.

Misal, jika kalian seorang animator kalian sudah memahami konsep menggambar, konsep mengilustrasikan, konsep mengolahnya ke dalam digital serta mampu mewujudkannya kedalam animasi sederhana maupun kompleks. Apakah bagi kalian hal tersebut membuktikan bahwa kalian sanggup dan kalian bisa melakukannya?

Selain itu juga banyak orang yang ahli teori, mampu menyusun kata yang bagus, kata yang mengesankan, mengundang decak kagum dan membuat orang mengangguk-aguk saat membaca, seolah kalian master dibidang yang kalian pahami?

Lalu bandingkan dengan banyak juga kisah tentang seseorang yang berpendidikan rendah, bahkan terbelakang namun di perjalanan hidupnya dia banyak belajar dari dinamika perubahan zaman dan akhirnya dia mampu bertahan dan menjadi pemenang?

Tak sedikit pula yang tidak menamatkan status jenjang perguruan tinggi tapi memiliki harta yang berlimpah dari seorang sarjana. Produk investasinya berkembang dan berpenghasilan menggiurkan dari seorang pegawai negeri sipil atau karyawan kantoran?

Bagaimana implementasi pikiran dalam diri kalian menyikapi perbedaan yang cukup mencolok yang tomoisme rasa masih terjadi di Indonesia.

Konsep dasar yang perlu dibangun adalah mental dan spiritual, bukan materi perkuliahan yang dihafalkan sama mati, bukan itu kawan. Kalian pun harus membuka diri untuk bisa menemukan partner yang seide, semisi dan sevisi untuk bisa saling berkolaborasi menciptakan produk matang dari sebuah jasa maupun barang.

Coba rangkai kembali tujuan kalian dalam mencapai resolusi. Apa yang ingin kalian capai 1 tahun mendatang, apa yang ingin kalian miliki, apa yang ingin kalian kuasai, apa yang ingin kalian tingkatkan. Kalian terus berpikir itu sampai kalian jenuh dan sudah buntu tidak menemukan jawaban dan jalan.

Tomoisme coba merangkum beberapa poin penting dan harus disegerakan untuk dieksekusi. Jika kalian tidak ingin ini terjadi atau kalian merasa ini bagian dari masalah. Kalian tidak perlu membaca konsep tomoisme yang satu ini. 

Lebih baik kalian pulang, tidur dan bermalas-malasan sampai masa tua kalian kosong, sampai cerita hidup kalian tak berbekas, dan kalian hidup tanpa jejak. Mindset ini dimulai dari Kreativitas lalu Society dan Dokumentasi.


Kreativitas

Seberapa kreatif kalian tidak perlu diperdebatkan, apakah kalian dungu, bodoh atau jelek dalam berpikir. Yang penting lakukan hal kecil yang bisa kalian lakukan, konsisten dan terus belajar sampai kalian merasakan hasil yang signifikan. 

Hasilnya tidak melulu soal kemenangan atau kesuksesan yang bisa dibagi atau dipamerkan. Tapi lebih ke proses hidup yang kalian dapatkan. Apakah dari proses hidup tersebut kalian sudah bisa berubah menjadi lebih baik? Lebih baik dalam bersikap dan berpikir? Lebih baik dalam menyelesaikan konflik dan berlaku bijak?


Society

Percuma kalian hebat dengan segala kemampuan kalian tapi kalian tidak bermanfaat bagi orang lain. Itu artinya kalian belum mampu mempersembahkan segala kreativitas kalian untuk sesama. Jika kalian berubah menjadi lebih baik, ajaklah orang lain untuk bisa lebih baik juga. 

Kalian setidaknya menjadi teladan bagi mereka, kalian pun bisa menciptakan komunitas untuk menjembatani mereka agar lebih sukses dari kalian. Minimal kalian mampu menginspirasi kehidupan mereka menjadi lebih antusias menjalani hidup.


Dokumentasi

Omong kosong jika kalian tidak memiliki sejarah yang diriwayatkan. Dokumentasi menjadi sesuatu yang penting dan dibutuhkan agar kalian bisa dengan mudah berbagi dan peduli. Bukan sebagai ajang unjuk gigi, bukan. Dokumentasi menjadi saksi hidup perjuangan kalian. 

Jika Islam tidak memiliki kitab suci dan sunnah nabi, apakah kalian akan tetap menjadi islam? Tentu akan sulit mencapai itu, karena bukti otentik islam sampai akhir zaman kitab suci Al Quran dan Sunnah Nabi. Ini menandakan bahwa hasil penciptaan hakiki akan selalu dikenang. Kita pun nanti kelak akan mendapatkan kitab catatan amal kita di hari akhir.

Artikel Terkait

Representasi Dirimu Ya Pikiranmu
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email

POST COMMENT