Selasa, 14 November 2017

Tulisan Diciptakan Kekal di Dunia

Tulisan Diciptakan Kekal di Dunia

Tomoisme baru menyadari pentingnya menulis setelah coba merenung dalam-dalam, mengapa segala hal menjadi lebih bermakna dengan tulisan? Keindahan dan keagungan apa yang dimiliki dari sebuah tulisan?


Tulisan Diciptakan Kekal di Dunia


Selalu terbayang dalam benak dan hati, tomoisme lalu mencoba menerawang lebih jauh. Akhirnya tomoisme mempunya alasan terkuat untuk menjawab pertanyaan tersebut. Jawaban ini ditemukan dari hasil summarize kehidupan.


1. Nabi Muhammad SAW 

Nabi Muhammad SAW diperintahkan oleh Allah melalui perantara Malaikat Jibril untuk membaca. Padahal Nabi bukanlah seorang yang pandai membaca, tetapi dituntun oleh Malaikat Jibril untuk membaca, kemudian turunlah surat Al 'Alaq dimana surat pertama menyebutkan kata Iqra atau bacalah. 

Proses membaca diabad ini tentu harus dimulai dengan sebuah tulisan dari rangkaian huruf yang kemudian terciptalah kalimat. Memperkaya pemahaman lewat kosa kata dapat membuat kita semakin berpikir luas. Lewat sebuah tulisan juga memuat pesan.


2. Kitab Suci Al Quran

Sebuah kitab suci yang isi kandungannya sebagai pedoman dasar hidup manusia. Tanpa adanya Al Quran, arah tujuan hidup kita akan hilang dan tak tentu arah. Sebuah kitab ada untuk dibaca, dipahami dan diamalkan. Begitu pula dengan Al Quran, kitab paling sempurna, kita dari Sang Illahi menjadi bukti bahwa penulisan menjadi dasar penting dalam hidup.


3. Kitab Amal di Hari Akhir

Selama menjalani kehidupan di dunia banyak sekali kejadian hidup yang dicatat oleh Malaikat Roqib dan Malaikat 'Atid, segala macam aktivitas kita dicatat dan kelak akan dipertanggung jawabkan di hari akhir. Perwujudan ini tak bisa kita sepelekan dan harus senantiasa berbenah dengan berusaha semaksimal mungkin selama di dunia. 

Maka dari itu, kitab tak akan hilang karena memang sudah ditakdirkan akan menjadi bagian dari kehidupan yang kekal di dunia. Semua orang membutuhkan itu, semua orang perlu itu untuk bisa mendapatkan informasi dan pengetahuan. Maka dari sekarang tomoisme ingin mencoba memulai menulis agar hidup menjadi lebih berdaya guna dan bisa dinikmati banyak orang.

Senin, 13 November 2017

Representasi Dirimu Ya Pikiranmu

Representasi Dirimu Ya Pikiranmu

Kalian tentu pernah mendengar kisah tentang Morris Goodman kan? Jika kalian belum pernah mendengarnya. Kalian bisa baca terlebih dahulu kisanya di Morris Goodman : The Miracle Man ada banyak hal inspiratif yang bisa kalian petik.


Representasi Dirimu Ya Pikiranmu

Tak hanya itu, sesuai dengan judul representasi dirimu ya pikiranmu seolah menjadi kata kunci yang relevan menggambarkan situasi keadaan kalian saat ini sesuai dengan pencapaian pola pikir kalian. Pernah terbayang tidak jika saat kalian kuliah, kalian merasakan bahwa kalian sudah mampu mencapai level tertentu di bidang tertentu.

Misal, jika kalian seorang animator kalian sudah memahami konsep menggambar, konsep mengilustrasikan, konsep mengolahnya ke dalam digital serta mampu mewujudkannya kedalam animasi sederhana maupun kompleks. Apakah bagi kalian hal tersebut membuktikan bahwa kalian sanggup dan kalian bisa melakukannya?

Selain itu juga banyak orang yang ahli teori, mampu menyusun kata yang bagus, kata yang mengesankan, mengundang decak kagum dan membuat orang mengangguk-aguk saat membaca, seolah kalian master dibidang yang kalian pahami?

Lalu bandingkan dengan banyak juga kisah tentang seseorang yang berpendidikan rendah, bahkan terbelakang namun di perjalanan hidupnya dia banyak belajar dari dinamika perubahan zaman dan akhirnya dia mampu bertahan dan menjadi pemenang?

Tak sedikit pula yang tidak menamatkan status jenjang perguruan tinggi tapi memiliki harta yang berlimpah dari seorang sarjana. Produk investasinya berkembang dan berpenghasilan menggiurkan dari seorang pegawai negeri sipil atau karyawan kantoran?

Bagaimana implementasi pikiran dalam diri kalian menyikapi perbedaan yang cukup mencolok yang tomoisme rasa masih terjadi di Indonesia.

Konsep dasar yang perlu dibangun adalah mental dan spiritual, bukan materi perkuliahan yang dihafalkan sama mati, bukan itu kawan. Kalian pun harus membuka diri untuk bisa menemukan partner yang seide, semisi dan sevisi untuk bisa saling berkolaborasi menciptakan produk matang dari sebuah jasa maupun barang.

Coba rangkai kembali tujuan kalian dalam mencapai resolusi. Apa yang ingin kalian capai 1 tahun mendatang, apa yang ingin kalian miliki, apa yang ingin kalian kuasai, apa yang ingin kalian tingkatkan. Kalian terus berpikir itu sampai kalian jenuh dan sudah buntu tidak menemukan jawaban dan jalan.

Tomoisme coba merangkum beberapa poin penting dan harus disegerakan untuk dieksekusi. Jika kalian tidak ingin ini terjadi atau kalian merasa ini bagian dari masalah. Kalian tidak perlu membaca konsep tomoisme yang satu ini. 

Lebih baik kalian pulang, tidur dan bermalas-malasan sampai masa tua kalian kosong, sampai cerita hidup kalian tak berbekas, dan kalian hidup tanpa jejak. Mindset ini dimulai dari Kreativitas lalu Society dan Dokumentasi.


Kreativitas

Seberapa kreatif kalian tidak perlu diperdebatkan, apakah kalian dungu, bodoh atau jelek dalam berpikir. Yang penting lakukan hal kecil yang bisa kalian lakukan, konsisten dan terus belajar sampai kalian merasakan hasil yang signifikan. 

Hasilnya tidak melulu soal kemenangan atau kesuksesan yang bisa dibagi atau dipamerkan. Tapi lebih ke proses hidup yang kalian dapatkan. Apakah dari proses hidup tersebut kalian sudah bisa berubah menjadi lebih baik? Lebih baik dalam bersikap dan berpikir? Lebih baik dalam menyelesaikan konflik dan berlaku bijak?


Society

Percuma kalian hebat dengan segala kemampuan kalian tapi kalian tidak bermanfaat bagi orang lain. Itu artinya kalian belum mampu mempersembahkan segala kreativitas kalian untuk sesama. Jika kalian berubah menjadi lebih baik, ajaklah orang lain untuk bisa lebih baik juga. 

Kalian setidaknya menjadi teladan bagi mereka, kalian pun bisa menciptakan komunitas untuk menjembatani mereka agar lebih sukses dari kalian. Minimal kalian mampu menginspirasi kehidupan mereka menjadi lebih antusias menjalani hidup.


Dokumentasi

Omong kosong jika kalian tidak memiliki sejarah yang diriwayatkan. Dokumentasi menjadi sesuatu yang penting dan dibutuhkan agar kalian bisa dengan mudah berbagi dan peduli. Bukan sebagai ajang unjuk gigi, bukan. Dokumentasi menjadi saksi hidup perjuangan kalian. 

Jika Islam tidak memiliki kitab suci dan sunnah nabi, apakah kalian akan tetap menjadi islam? Tentu akan sulit mencapai itu, karena bukti otentik islam sampai akhir zaman kitab suci Al Quran dan Sunnah Nabi. Ini menandakan bahwa hasil penciptaan hakiki akan selalu dikenang. Kita pun nanti kelak akan mendapatkan kitab catatan amal kita di hari akhir.

Sabtu, 11 November 2017

Persiapan Pernikahan

Persiapan Pernikahan

Persiapan Pernikahan
Image from souvenirnikah.com

Di penjelasan sebelumnya, tomoisme sudah menyampaikan beberapa hal, beberapa konsep tentang pernikahan yang bisa dijadikan dasar atau pedoman bagi yang belum menikah agar semakin mempersiapkan diri untuk bisa membangun keluarga yang diimpi-impikan. 


Baca juga : Pernikahan Bukan Ritual Semata 

Tomoisme coba buka kembali topik mengenai pernikahan serta menggaris bawahi dari apa yang tomoisme temukan di Instagram termasuk beberapa kata yang tomoisme temukan tersebut.

Yang pastinya sangat menginspirasi tomoisme untuk membuat penjelasan ini. Instagramnya atas nama @falafu. Di Instagramnya @falafu di caption atau deskripsinya  menjelaskan tentang "Akan jadi Ayah seperti apa dia nanti?"

Dari penjelasan yang disampaikan @falafu di pertanyaan pertama ini tomoisme ingin mengulik kembali. "Akah jadi Ayah seperti apa dia nanti?" yang lebih diintensifkan kepada seorang laki-laki. Yang tentunya seorang laki-laki tersebut harus memiliki kriteria calon Ayah. Kita bisa bandingkan dengan orang tua kita, atau figur yang kita anggap sebagai bapak yang ideal.

Tomoisme ambil salah satu contoh, tomoisme mengambil seorang ayah bule atau suami yang berasal dari negara-negara barat, seperti Eropa dan Amerika. Yang tomoisme dapatkan dan tomoisme temukan, setelah tomoisme follow beberapa Instagram tentang bayi. Tomoisme memiliki kecenderungan bahwa, kriteria calon ayah yang ingin tomoisme tiru adalah calon ayah dari negara-negara barat.

Kenapa? karena pola pikir mereka terhadap seorang anak itu bukan sebagai seorang anak semata. Tapi mereka menganggap bahwa anaknya itu sebagai temannya. Kalian bisa coba ikuti instagram-instagram tentang bayi dari luar negeri. Kalian akan melihat ayah yang bermain dengan anaknya seperti bermain dengan temannya, tertawa dengan anaknya seperti tertawa dengan temannya, bercerita dengan anaknya seperti bercerita dengan temannya, mengajaknya bermain sama dengan mengajak temannya bermain.

Jadi, lebih seru, lebih menyenangkan dan tentunya anak merasa bahagia karena keberadaan mereka benar-benar bisa saling mengisi. Anak butuh perhatian, orang tua butuh hiburan dari kepenatan setelah bekerja. Kalianpun dapat mengambil kesimpulan setelah kalian melihat apa yang dilakukan seorang ayah yang ada di Eropa ataupun yang ada di Amerika. Ini tentu baik, bukan hanya untuk perkembangan anaknya. Baik juga untuk kehidupan keluarganya. 



Kemudian di pertanyaan "Akan jadi Ayah seperti apa dia nanti?" bagian kedua yang perlu diidentifikasi adalah apa yang sudah dia lakukan dan berikan untuk keluarganya selama ini. Jadi sebelum keluarga barunya ada, apa yang dia lakukan di keluarga besarnya, kepada kedua orang tuanya, kepada saudaranya dan yang lain-lain.

Jika si orang ini atau ayah atau mungkin istri ini, sebelum menikah ternyata mereka memiliki kecenderungan untuk bisa lebih mudah berbagi, lebih mudah mengayomi, dan lebih mudah memberikan perhatian. Maka secara otomatis, mereka akan melakukan perlakuan yang sama di keluarga barunya.

Karena kesensitifan hati dan perilaku mereka benar-benar sudah dibentuk, sudah dimunculkan jadi di keluarga baru ini tinggal memoles saja dari dinamika-dinamika yang terjadi kemudian mereka tinggal berkolaborasi.

Seperti yang dijelaskan @falafu di captionnya itu bahwa tolak ukurnya bukan materi, tolak ukurnya lebih kepada kepribadian si laki-laki atau si perempuan itu sendiri. Karena pria yang mapan dan sukses belum tentu berhasil menjadi anak laki-laki yang sayang kepada kedua orang tuanya. 

Jadi belum tentu seorang pria yang mapan dan sukses itu bisa memberi tanpa perlu menunggu, berbagi tanpa harus keluarganya membutuhkan.

Ketertarikan kalian, wahai perempuan pada laki-laki. Kalian coba mulai berpikir. Poin apa yang ingin kalian dapatkan dari seorang pria yang siap untuk menikahi kamu.

Kemudian dari si perempuan, kita juga bisa melihat bahwa perempuan yang cantik dan perempuan yang sukses atau wanita karir yang sukses atau apapun itu yang ada label suksesnya. Kalian coba track kembali, kira-kira seberapa perhatian dengan keluarganya, seberapa peduli dengan kakak dan adik-adiknya, seberapa sensitif perasaan dia.

Tentu tak ada gunanya bila sukses tapi tidak mampu memberi dan tidak mampu peduli, berarti apa yang mereka lakukan selama ini semu. Apa yang mereka jalani di keluarga mereka sendiri hanya angin lalu. Karena tidak bisa memberikan efek yang baik untuk kehidupan dia nanti. 

Minggu, 05 November 2017

Hubungan Terbalik Tiongkok dan Jepang

Hubungan Terbalik Tiongkok dan Jepang

Hubungan yang cukup menarik dan pelik bagi kedua negara di Asia Timur, Tiongkok dan Jepang. Menariknya adalah kedua negara, terutama Jepang mengadopsi kosa kata Tiongkok yang disebut kanji, sedangkan dalam bahasa Mandarin adalah hanzi.

Tidak ada perbedaan yang signifikan antara hanzi dan kanji dalam hal penulisan. Keduanya sama, hanya saja perbedaannya terletak pada pelafalan kosa kata kanji yang berbeda dengan hanzi. 

Kapan persisnya hanzi bisa masuk ke Jepang? Kurang lebih di abad ke-4 Masehi. Dimana Jepang awal mulanya belum menemukan aksara untuk menterjemahkan komunikasi verbal mereka. Saat ini aksara kanji melambangkan suatu arti. Suatu kanji dapat dibaca 2 bacaan yaitu Onyomi (adaptasi dari cara baca Tiongkok) dan Kunyomi (adaptasi dari cara baca Jepang).

Jadi Tiongkok berhasil menginvasi Jepang lewat aksara yang sekarang masih eksis disana. Masyarakat Tiongkok tentu tidak terlalu kesulitan belajar kanji Jepang karena penulisannya sama dengan hanzi hanya berbeda pengucapan.


Hubungan Terbalik Tiongkok dan Jepang


Tapi di abad ke-20, di tahun 1900an anehnya justru Jepang yang menginvasi Tiongkok sebagai negara jajahan. Jepang dengan politik fasisnya ingin coba menguasai Asia secara utuh dan menjadi sahabat karib Hitler dan Benito Mussolini demi menguasai dunia.

Jepang melakukan upaya destruktif secara besar-besaran di hampir semua wilayah Asia Timur dan Asia Tenggara. Mereka ingin memanfaatkan wilayah kolonisasi mereka demi kepentingan ultranasionalis mereka untuk menggempur negara-negara pelaku perang dunia I.

Ada banyak efek yang ditimbulkan dari kejadian yang memilukan selama pendudukan Jepang, mulai dari jugun ianfu, romusha dan yang lain. Bahkan setelah Jepang kalahpun menimbulkan problematika yang serius karena wilayah jajahannya berada pada kekuasaan vacum of power, mulai dari terbaginya beberapa negara menjadi 2 wilayah seperti Vietnam Selatan dan Vietnam Utara, Korea Selatan dengan Korea Utara serta Republik Rakyat Tiongkok dengan Republik Tiongkok

Seiring berubahnya dunia, berubah pula pemikiran yang dapat membuat berbagai ketidakpastian. Karena yang pasti hanya milik Illahi. 

Sabtu, 04 November 2017

Partisipasi Masyarakat Indonesia Bersosial

Masyarakat Indonesia selalu aktif berkumpul dan berserikat dimulai sejak para pendiri bangsa bersatu membentuk grup-grup sosial politik. Grup yang mereka bentuk diinisiasi untuk bisa menyuarakan aspirasi mereka yang terbelenggu di era pemerintahan kolonial.

Sebelum muncul kongres pemuda, banyak muncul perkumpulan daerah dari berbagai wilayah di Indonesia untuk bisa menjaga komunikasi diantara mereka. Jong Java, Jong Sumatra dan beberapa perkumpulan lain memberikan pemahaman mendasar bahwa mereka ada karena mereka bersosial.

Selanjutnya muncul perkumpulan Budi Oetomo, kemudian muncul berbagai perkumpulan lain demi menguatkan eksistensi nasional dari penjajah. Lanjutan dari perkumpulan sosial budaya ditandai dengan kemunculan perkumpulan daerah. Membuat perkumpulan politik semakin getol muncul pelan-pelan. Nasionalisme dan politik kemudian berjalan beriringan dalam mencapai kemajuan dan kepentingan nasional.


Partisipasi Masyarakat Indonesia Bersosial

Saat ini, jika kalian menengok jumlah perkumpulan di Indonesia, kalian akan kesulitan untuk menghitung keseluruhan karena ada banyak sekali perserikatan yang sudah dibentuk. Kalian tengok saja perserikatan buruh, persatuan sepak bola Indonesia, himpunan mahasiswa Indonesia dan masih banyak lagi.

Skala kecil pun ingin ikut ambil bagian seperti komunitas sosial, komunitas budaya, komunitas agama, komunitas pencinta seni dan berbagai komunitas lain yang semakin berkembang sesuai kebutuhan zaman. 

Lalu ada pula perkumpulan antar RT, antar keluarga, kerja bakti, gotong royong dan segala sesuatu yang merujuk pada kebersamaan dan kepentingan umum lainnya. Tak dapat dipungkiri berkumpul dan berserikat ini menjadi bagian yang tidak dapat ditolak dan tidak dapat dihilangkan, karena sudah mendarah daging di masyarakat Indonesia. 

Kemunduran Ulang Tahun

Perayaan ulang tahun selalu diwarnai dengan tiup lilin kue ulang tahun, begitulah yang terjadi pada sebagian besar masyarakat merayakannya. Lilin yang dipasang juga menggambarkan usianya saat itu. Adapula yang hanya berupa lilin biasa. 

Inti dari perayaan ulang tahun kue dan lilin. Pernah terbayang dalam benak tomoisme bahwa kue menjadi bahan dasar ulang tahun kenapa? Kemungkinan terbesarnya adalah karena perayaan tersebut berasal dari luar negeri yang diadopsi banyak negara di dunia, termasuk Indonesia. Jadi bahan dasar makanan pokok mereka harus diganti dengan makanan dari negara asal muasal perayaan ulang tahun.

Kemudian lilin, lilin yang dibentuk menjadi angka merepresentasikan usia dari tahun ke tahun selalu bertambah. Misal saat ini usia kita 25 tahun, angka yang ada di hiasan ulang tahun berupa angka 2 dan 5. Jika kejadian selanjutnya terulang ditahun yang akan datang maka akan bertambah menjadi 2 dan 6. Di tahun depan umur yang kita rayakan adalah 26 tahun.


Kemunduran Ulang Tahun

Pernahkah kalian berpikir bahwa sejatinya umur manusia bukan bertambah tapi berkurang. Umur yang ada pada hidup kita sudah ditentukan oleh Yang Maha Kuasa. Kita tentu tidak dapat menghitung mundur usia kita menjadi benar-benar 0. Tapi setidaknya untuk menjaga diri kita tetap sadar dan tidak berpuas diri di kehidupan berikutnya nanti, alangkah baiknya angka yang disematkan menggunakan bilang bulat negatif.

Jika tadi kita merayakan 25 tahun umur kita saat ini, kenapa tidak diubah menjadi -25 tahun. Artinya waktu yang telah kita lalui berkurang 25 tahun. Apa yang harus kita lakukan untuk bisa membawa bekal di masa depan kehidupan? Hal ini yang harus menjadi perhatian bagi diri kita.

Lalu tiup lilih, Lilin yang diberi angka kemudian dinyalakan sampai akhirnya ditiup dan menjadi mati. Apakah umur kita yang sedang menyala-nyala harus dimatikan seketika juga. Filosofi tiup lilin menjadi hal yang absurd jika kita coba lebih kritis lagi menyikapi perayaan ulang tahun yang selalu kita lalui.

Manusia Selalu Ingin Mencapai Melebihi Ekspektasinya

Ekspektasi manusia selalu bertambah tak akan pernah ada habisnya. Manusia senantiasa selalu mengejar apa yang menjadi cita-cita dan tujuan hidup. Di zaman ini, manusia sangat materialistis ketimbang zaman-zaman sebelumnya.

Banyak tanda-tanda kerakusan manusia dalam mengumpulkan misi hidup mereka yang tak terbatas. Padahal mati cuma sekali dan hidup ada batasnya. Manusia sadar atau tidak sadar mereka terlalu ambisius untuk hal ini.


Kue Ulang Tahun Tertinggi

Kalian tentu pernah melihat kue pernikahan atau bahkan kue ulang tahun yang sering dirayakan sebagian orang menjulang tinggi sampai melebih tinggi badan mereka. Tak hanya itu, kalian juga pasti sering melihat bangunan pencakar langit yang megah, mewah dan diagung-agungkan. Rumah yang tingginya melebih tinggi masjid yang berada di sampingnya.

Fenomena semacam ini, fenomena apa sebenarnya? Apakah manusia ingin coba menjadi maha raja bukan khalifah? Apakah manusia menganggap bahwa manusia yang lain yang tidak sejajar dengan jabatan, harta dan tahta mereka diremehkan dan dikucilkan?


Bangunan Tertinggi

Masyarakat modern menganggap hal ini biasa dan tidak akan berefek apapun pada kehidupan sosial mereka. Padahal nyatanya aktivitas mereka menjadi salah satu cara untuk memisahkan diri dari kodrat sosial mereka dengan masyarakat kecil.

Jika tugas kita di muka bumi sebagai pemimpin tentu kita harus bersikap adil. Berbuat baik dan tak berlebihan. Ingat masa depan yang hakiki adalah masa depan setelah mati. 

Rabu, 01 November 2017

Perbedaan Kaum yang Dibinasakan dan Dibiarkan

Perbedaan Kaum yang Dibinasakan dan Dibiarkan

Nabi dan Rasul pembawa risalah dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala kepada setiap umat manusia tentu memiliki kaum-kaum tersendiri di zamannya. Dari apa yang disampaikan para rasul sedikit yang mengikutinya dan banyak pula yang membangkang darinya.

Coba tengok kejadian para kaum nabi terdahulu, apa yang menyebabkan keberadaan mereka dibinasakan Allah sedangkan di zaman nabi yang lain tetap dipelihara utuh hingga hari kiamat datang?


Perbedaan Kaum yang Dibinasakan dan Dibiarkan

Cermin ini menjadi petunjuk sekaligus introspeksi kita dalam menyikapi persoalan yang ringan untuk dimaafkan dan berat untuk benar-benar dijauhi dan ditinggalkan. Karena jika disepelekan akan menjadi permasalahan yang besar di dunia bahkan di akhirat kelak.


1. Kaum yang dibinasakan

Jika kalian merujuk pada kata binasa tak bisa lepas dari yang namanya adzab. Adzab Allah diberikan kepada kaum yang bukan hanya tak mau mendengarkan seruan-Nya dengan perantara nabi diantara mereka tapi juga kepada kaum yang secara nyata menolak ke-Esaan Allah.

Rasul sebagai perantara dalam menyampaikan perintah dan larang serta ajakan untuk bertauhid hanya kepada Allah. Diabaikan dan ditolak dengan tegas oleh kaum tersebut. Akibatnya Allah murka. 

Bersabar dengan ulah kaumnya yang tak kunjung sembuh untuk kembali kepada Allah senantiasa dijalani setiap waktu tanpa henti oleh para Nabi dan Rasul. Nabi Nuh dengan umurnya mencapai 900 tahun senantiasa berdoa dan berharap agar kaumnya kembali kepada Allah. Tetap saja kaumnya angkuh dengan perintah Allah. Kaum 'Ad, kaum Nabi Luth di kota Sodom dan kaum-kaum yang diluar batas dan tak beriman akhirnya dibinasakan keberadaannya.

2. Kaum yang dibiarkan keberadaannya

Kaum ini ditujukan kepada kaum Yahudi atau Bani Israil dan kaum musyrik Quraisy. Apa yang membedakan kaum-kaum ini dengan kaum-kaum sebelumnya? Letaknya ada pada keimanan.

Keimanan yang seperti apa? Keimanan yang ada dalam sanubari mereka bahwa Allah itu adalah Tuhan semesta alam. Tapi implementasinya yang tidak dilaksanakan dengan baik.

Yahudi mempercayai bahwa Tuhan hanya ada 1 yaitu Allah. Tapi praktek keseharian mereka tidak mencerminkan keimanan mereka. Mereka tidak menjalankan syariat Taurat dengan baik, mereka berlaku seenaknya dan mereka menolak kehadiran para nabi dengan membunuh para nabi.

Kaum musyrik Quraisy sama dengan kaum Yahudi atau Bani Israil mengenai Tuhan tunggal yaitu Allah. Namun dalam praktek ibadah, mereka menyembah berhala yang mereka anggap bahwa ini adalah perantara-perantara untuk bisa menyembah Allah

Nabi Ibrahim menyampaikan risalah bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Tetapi kenapa setelah ketiadaannya, Muncul banyak patung di sekitar Ka'bah? Di zaman inilah benar-benar zaman jahiliyah atau kebodohan. Kejahilan mereka hanya akal-akalan dan tipu daya syaitan untuk menjerumuskannya ke dalam kesesatan.

Hingga akhirnya Nabi Muhammad SAW meluruskan tentang konsep ketuhanan yang benar sesuai dengan perintah Allah. Dimana ketuhanan yang hakiki tidaklah dalam bentuk apapun melainkan dalam bentuk keimanan yang berarti meyakini sepenuh hati, mengucapkannya dengan lisan dan mengamalkannya dengan seluruh anggota badan.
Pernikahan Bukan Ritual Semata

Pernikahan Bukan Ritual Semata

Di usia ke-25 banyak teman-teman yang sudah mempersiapkan diri untuk menikah. Bahkan beberapa sudah menikah dengan pasangannya masing-masing. Memang menikah menjadi solusi bagi kebutuhan biologis dan juga ketenangan jiwa.

Hanya saja ditemukan kejanggalan di masyarakat tentang menikah. Mulai dari pendanaan, status sosial dan masih banyak lagi. Ritual inilah yang membuat sebagian menunda untuk menikah, yang cukup mengkhawatirkan enggan untuk menikah.

Perlu ditelisik lebih jauh tentang permasalahan yang harus segera diluruskan. Proses singkat yang harusnya bisa lebih diringkas tapi dibuat panjang dan melelahkan. Apakah ini wujud dari euforia dan seremonial saja?


Pernikahan Bukan Ritual Semata

Tomoisme ingin mencoba menggaris bawahi hal-hal menarik dan ini bisa coba direnungkan bersama. Kalian tentu punya persepsi yang bisa saja berbeda tapi apa salahnya coba simak penjelasan berikut ini.

Usia sepenuhnya tidak menjadi alasan untuk seseorang diharuskan menikah atau seseorang harus siap untuk menikah. Karena yang menjadi patokan untuk bisa segera menikah bukan hanya dari usia. 

Kebanyakan orang beranggapan bahwa, jika seorang laki-laki bertambah tua umurnya, perempuan semakin bertambah tua umurnya maka harus cepat-cepat menikah. Sebenarnya latar belakang pernikahan bukan hanya soal usia. 

Konsep pernikahan yang ideal harus ada 3 hal :


1. Siap secara fisik

Jika kita benar-benar ingin terjun ke dalam pernikahan dan ingin membangun keluarga baru. Kita harus benar-benar siap secara fisik, yang dimaksud siap secara fisik bagaimana?

Siap secara fisik bisa dipecah menjadi beberapa bagian, tapi yang paling bisa kita ambil benang merahnya adalah tentang kematangan seksual. Kalian bisa bayangkan, jika saat proses menikah ternyata kematangan seksual kita sudah semakin lemah atau mungkin belum matang. Maka akan berefek pada kehidupan keluarga baru kita, akan muncul dinamika yang beragam, bisa jadi dimulai dari gejolak-gejolak kecil dalam rumah tangga.

Disamping kematangan seksual, kita juga bisa memasukkan kategori yang lain seperti pola berpikir dan kepribadian/karakter. Ketiga hal tersebut bisa menjadi tolak ukur, apakah fisik kita siap atau belum siap, atau mungkin mampu atau belum mampu, atau bisa jadi sudah tepat waktunya atau belum tepat waktunya.

2. Siap secara mental

Banyak yang sudah siap secara fisik untuk menikah tapi secara mental masih belum kuat. Seperti menyikapi berbagai permasalahan keluarga, kedua pasangan harus mampu menganalisa dan menyelesaikan dengan baik dan bijak.  

Yang paling terlihat jika seseorang sudah menikah untuk mengetahui kesiapan mental adalah saat istrinya hamil. Apa yang dilakukan suami saat istrinya hamil? Jika belum siap pasti akan kebingungan bahkan sampai ke level stress. 

Mental siap untuk menikah harus dipupuk bagi yang serius menjalani kehidupan baru berkeluarga. Dengan cara menganalisa kebutuhan dasar membina rumah tangga. Bisa dengan berkonsultasi dengan orang tua, teman atau saudara. 

Kemudian lebih banyak sharing, lebih banyak baca buku. lebih banyak mengikuti kegiatan-kegiatan tentang bagaimana membangun kehidupan rumah tangga. Yang sekiranya bisa mendukung tujuan dan cita-cita kalian berkeluarga. 


3. Siap secara spiritual

Ini umum terjadi di masyarakat, banyak yang sudah siap secara fisik sudah siap secara mental tapi tak sedikit pula yang akhirnya menyepelekan spiritual. Spiritual yang dimaksud lebih ke aktivitas ibadah. 

Agama pula lah yang mengajarkan tentang moral dan masa depan yang hakiki, kebersamaan dan yang lainnya. Kalau mentalnya sudah siap, fisiknya sudah kuat, spiritualnya juga bagus. Jaminan keluarga yang dibangun bisa menghadapi tantangan apapun yang terjadi.

Karena orientasinya tidak semata nafsu tapi lebih kepada, ini bagian dari Ibadah. Ini bagian dari tujuan hidup dan ini bagian dari apa yang diajarkan agama untuk bisa menjalankan sunnah.

Spiritual lebih kepada hal-hal abstrak tapi mengena pada kehidupan pribadi dan sosial kita. Selain kita harus siap secara pribadi sebagai makhluk individu, kita juga harus siap sebagai makhluk sosial di dalam keluarga kita sendiri, diantaranya mampu berbagi, mengayomi dan bertanggung jawab. 
Refleksi Sumpah Pemuda Bagi Kaum Muda

Refleksi Sumpah Pemuda Bagi Kaum Muda

Tanggal 28 Oktober 2017 menjadi tahun ke-89 perayaan Sumpah Pemuda sejak tahun 1928. Diawali dengan adanya Kongres Pemuda yang dipelopori para tokoh nasional nusantara demi terciptanya negara Indonesia yang berdaulat dari penjajahan Belanda.


Refleksi Sumpah Pemuda Bagi Kaum Muda

Ada banyak kisah menarik mewarnai proses terjadinya persatuan nusantara modern sejak digulirkan pertama kali sampai saat ini. Pemuda selalu menjadi pondasi yang penting bagi terciptanya masa depan bangsa untuk estafet pembangunan sumber daya manusia ke depan.


Refleksi Sumpah Pemuda Bagi Kaum Muda

Tomoisme coba mengulik 3 hal yang menjadi perhatian dari awal Sumpah Pemuda dikumandangkan dengan situasi abad milenial yang terjadi. Setidaknya memberikan pemahaman dan pencerahan baru dalam merawat kearifan lokal.


1. Identitas

Coba simak beberapa tokoh yang hadir pada Kongres Pemuda. Mereka senantiasa tetap menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dari budaya tanah air. Walau keberadaan nusantara di jajah Belanda, mereka tetap mencirikan masyarakat nusantara dari pakaian dan topi yang dikenakan. Topi yang diwujudkan dalam bentuk blangkon dan kopiah menandakan bahwa agama dan kultur tak dapat dipisahkan walau status penjajahan masih melekat di tahun 1928. 


Identitas Sumpah Pemuda


Keadaan semakin berubah, zaman telah berganti. Apa identitas yang akan kita pegang teguh sebagai bagian dari kultur dan nilai moral bangsa Indonesia. Tentu harus coba dipikirkan dan direalisasikan secara nyata. Tak hanya isapan jempol belaka.


2. Kemerdekaan

Hal menarik ditunjukkan pada lembaran sejarah nasional tanah air kita. Tahun diadakannya kongres ialah 1928. Butuh waktu 17 tahun untuk bisa merdeka di tahun 1945. Tanggal kemerdekaan kita juga merujuk pada angka 17. Mungkin ada ketidak sengajaan tapi itulah yang terjadi. Di tahun 2017, berbagai prestasi telah terukir. Kita semakin matang dan semakin solid. Dinamika politik dan sosial mewarnai berbagai proses kehidupan berbangsa dan bernegara.

Indonesia masih terus berusaha membentuk diri. Indonesia memang tidak lebih tua dari Amerika Serikat, tapi Indonesia selalu berubah dan berbenah menjadi lebih baik. Terbukti dengan banyaknya kaum muda yang bisa menjadi pelopor dan optimisme masyarakat yang begitu kuat.


3. Pemuda

Banyaknya usia produktif yang ada di Indonesia menjadi kesempatan yang besar untuk menyongsong masa depan yang lebih cemerlang. Masa inilah berbagai ide kreatif berkembang, kritis dan produktif perlu digiatkan lebih merata.

Ancaman tentu besar namun peluang jauh lebih besar. Tidak ada batasan, bagi mereka yang mau membawa perubahan. Agent of change, mulai pelan-pelan menunjukkan hasil yang signifikan.


4. Startup

Siapa yang memulai per-startupan di Indonesia. Apakah orang tua? coba tengok kisah inspiratif seperti Ahmad Zaky, Nadiem Makariem, Iman Usman, Belva Devara, William Tanuwijaya dan sederet pemuda lainnya.

Mereka membawa misi kerakyatan agar keadilan sosial yang tertera pada Pancasila bisa tercapai. Kesenjangan akan coba dipersempit, kesempatan akan dibuka lebar, kolaborasi akan terjalin. Ini visi yang mereka pegang, amanat pendiri bangsa dan UUD 1945