Dari judulnya saja pasti banyak yang mencela. Bagaimana bisa, bencana alam pasti disukai. Segala sesuatu yang berbau bencana pasti penuh dengan kesedihan, tragedi, porak poranda dan kesusahan.
Tapi bila kita coba mengulas kembali makna dibalik bencana secara positif. Kita harus bertanya dalam hati, apakah bencana hadir sebagai sebuah pertanda bahwa kita sedang berbuat salah?
Ataukah tanda bahwa bumi sedang marah? Semua hal yang dipertanyakan termasuk kedua pertanyaan tadi tak akan mampu menjawab secara harfiah dari bencana itu sendiri.
Sedangkan Tomoisme memiliki sudut pandang berbeda tentang bencana.
Bencana menurut Tomoisme adalah sesuatu yang terjadi dari apa yang ada di sekitar manusia sebagai bentuk respon ketidakstabilan yang ditimbulkan baik dilakukan oleh manusia maupun alam sebagai subjeknya.
Ada kemiripan dengan karma. Kalau karma adalah sesuatu yang kita terima dari apa yang sudah kita lakukan. Perbedaannya ada pada sesuatu yang melekat pada kedua kata tersebut.
Bencana lebih diorientasikan kepada bentuk respon dari apa yang ada disekitar kita kepada kita. Sedangkan karma diorientasikan kepada bentuk penerimaan dari apa yang sudah kita lakukan. Sampai saat ini cukup dimengerti?
Tatkala banjir yang seringnya kotor diganti menjadi air bersih dan jernih layaknya air pantai, apakah manusia akan sedih?
Tatkala hujan turun bukan saja air, tapi terkadang makanan, minuman, permen dan uang. Apakah manusia juga akan merasakan sedih?
Atau bersikap seperti anak-anak, ketika banjir datang mereka asyik berenang, ketika longsor terjadi, banyak orang yang melihat dan mengabadikannya, bukti jika ia peduli untuk berbagi informasi, sehingga menumbuhkan empati. Ketika musibah bencana muncul, masyarakat yang terdampak akhirnya diperhatikan, mendapatkan bantuan dan berhasil menjadi liputan. Apakah manusia juga akan merasakan sedih? Coba pikirkan kembali.
Bencana terjadi tentu ada penyebab teknis dari perubahan alam, tapi bencana yang ditimbulkan dari perilaku manusia apakah bisa diubah ke bentuk yang lebih humanis.
Banyak yang perlu dilibatkan untuk menggali makna filosofi dari setiap bencana. Mulai dari pemberitaan media, perilaku manusia, dan kejadian alam.
Makna yang dimurnikan dengan nilai sehingga manusia selalu berprasangka baik kepada Tuhan bukan sebaliknya.
Asosiasi wujud dari bencana alam yang pasti disukai membuat Tuhan bergembira, karena manusia suka dengan apa yang Tuhan lakukan dan manusia dengan rela dan tulus menerimanya.
Argumentasi : Bencana Alam Pasti Disukai
Oleh
Listomo Adi Rinanto
POST COMMENT